1. Kenaikan berat badan dan obesitas
Kurang tidur terkait dengan penambahan berat badan dan obesitas pada orang dewasa dan anak-anak, dengan waktu tidur kurang dari 7 jam per malam terkait dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi. Beberapa bukti telah menunjukkan kurva U bentuk untuk durasi tidur dan obesitas, dengan individu yang memiliki sekitar 8 jam tidur per malam dengan BMI terendah, sedangkan waktu tidur yang lebih tinggi dan lebih rendah dikaitkan dengan peningkatan berat badan.
2. Diabetes dan gangguan toleransi glukosa
Kurang tidur telah dikaitkan dengan gangguan toleransi glukosa dan diabetes. Kondisi ini ditandai dengan kadar glukosa yang abnormal tinggi dalam darah untuk jangka waktu yang lama setelah makan atau injeksi diagnostik glukosa. Satu studi menemukan bahwa orang dewasa paruh baya yang mengaku memiliki waktu tidur 5 jam atau kurang per malam, 2,5 kali lebih mungkin menderita diabetes. Diabetes juga terkait erat dengan obesitas, dan peningkatan risiko diabetes dapat dikaitkan dengan perubahan berat badan yang diamati pada kurang tidur.
3. Penyakit kardiovaskular
Beberapa penelitian epidemiologi juga mengaitkan kurang tidur dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular, seperti infark miokard dan stroke. Namun, tidak jelas apakah ini merupakan akibat langsung dari kualitas tidur yang berkurang atau sebagai konsekuensi dari peningkatan insiden obesitas dan diabetes. Mekanisme yang bertanggung jawab untuk meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular mungkin melibatkan perubahan tekanan darah, sistem saraf simpatik, atau gangguan toleransi glukosa.
4. Suasana hati dan perilaku
Perubahan suasana hati dan perilaku biasanya merupakan tanda pertama yang menjadi jelas pada individu dengan kurang tidur, bahkan pada tahap awal kondisi tersebut. Orang dewasa yang dipengaruhi oleh kurang tidur kronis lebih mungkin untuk melaporkan gejala depresi, kecemasan, dan tekanan mental, mengkonsumsi alkohol dalam jumlah tinggi dan memiliki resiko bunuh diri yang lebih tinggi. Namun, masih belum jelas apakah kurang tidur kronis menyebabkan efek ini atau jika perubahan suasana hati dan perilaku bertanggung jawab untuk insomnia dan presentasi kurang tidur.
5. Fungsi kognisi dan motorik
Efek kurang tidur pada kinerja kognitif individu baru mulai dipahami dengan penelitian tidur saat ini. Diketahui bahwa kurang tidur terkait dengan waktu reaksi yang lebih lambat dan variabilitas yang lebih besar dalam kinerja individu, yang terutama terlihat dari aktivitas yang membutuhkan tingkat kewaspadaan, perhatian, dan kewaspadaan yang tinggi. Namun, efek jangka panjang dari kurang tidur pada memori dan persepsi kurang jelas.
6. Sistem imun
Tidur juga diyakini diperlukan untuk memperkuat sistem kekebalan dan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus. Kaitan ini telah disarankan dari pengamatan peningkatan penyakit pada individu yang kurang tidur, baik dalam jangka waktu pendek dan jangka panjang.