ADA PULAU TERNATE JUGA LOH DI ALOR

Hari ini Devmin mau bagi-bagi informasi tentang salah satu destinasi di Alor, yaitu Pulau Ternate. “Loh, Devmin bukannya Ternate di Maluku Utara ya ?” Yap, benar sekali. Pulau Ternate ternyata tidak hanya ada di Maluku Utara tetapi juga di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

Bila teman-teman pernah melihat salah satu iklan rokok paling fenomenal yang berbunyi “Ngantor di Alor” nah background pulaunya adalah Pulau Ternate (kata orang-orang Alor sini). Menurut saya, Pulau Ternate adalah pulau paling menarik perhatian mata. Bentuknya yang seperti puncak gunung di tengah lautan. Dan hampir terlihat dari arah manapun kamu berada, baik timur, barat, selatan ataupun utara.

Di sekitaran Pulau Ternate sendiri terkenal akan spot-spot diving kualitas international yang konon setara dengan Karibia. Bila tidak berminat untuk diving, kegiatan snorkling pun bisa menjadi pilihan. Ada perairan dangkal yang menyajikan air berwarna hijau tosca dengan biota laut yang menakjubkan. Selain itu, sebuah gereja berwarna putih nan indah juga di bangun di atas perbukitan desa ini yang menambahkan keeksotisan Pulau Ternate layaknya di Santorini.

Bila ingin ke Pulau Ternate, dari pusat Kota Kalabahi kamu bisa naik angkot atau kendaraan bermotor ke arah dermaga Padang. Di dermaga tersebut akan ada banyak sekali perahu-perahu kecil yang siap mengantarkan. Biaya di kenakan Rp. 5000 per kepala untuk sekali penyebrangan. Lama perjalanan hanya memakan waktu 15 sampai 20 menit.

Di Pulau Ternate terkenal dengan kaum ibu-ibu yang menjadi penenun kain. Dan di Pulau ini juga, Devmin bertemu dan membuat secara langsung mantan pacarnya Syahrini ! Sesuatu !

Sesampainya di Pulau Ternate, saya dan rombongan di sambut dengan sangat meriah oleh warga desa. Tujuan awal kami mengunjungi desa ini adalah memang untuk mencari tenun Alor yang sudah tersohor keindahannya itu.

Desa ini begitu sederhana. Tidak ada rumah yang terkesan mewah. Kebanyakan pemandangan di depan rumah mereka adalah alat-alat tenun tradisional dan kain tenun yang seperti sedang di jemur. Para wanita memang kebanyakan berprofesi sebagai penenun. Mereka pun tak segan-segan mengajari bagaimana cara menenun kain bila kita berkunjung. Sesekali mereka tersenyum dan tertawa renyah melihat bagaimana “katronya” kita mencoba mengotak-atik kain tenun.

Harga kain tenun di Desa Ternate sendiri cenderung lebih murah karena kita langsung membelinya pada sang pembuat. Untuk kain seukuran dua meter lama proses pengerjaan biasanya sekitar 2 minggu sampai 1 bulan dan di bandrol pada kisaran harga Rp. 300-350 ribu, pinter-pinter aja nawarnya. Untuk kualitas, tidak perlu di ragukan. Semua tenun disini benar-benar di buat dari bahan-bahan alami.